IDXChannel – Rencana The Fed memangkas suku bunga sebesar 200 basis poin dan jatuhnya harga minyak lebih dari 50 persen menjadi kejutan ekonomi yang luar biasa di 2022. Hal serupa juga diprediksi bakal terjadi di tahun ini.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan Standard Chartered pada Sabtu (3/12/2022), ahli strategi di bank Inggris mencantumkan sekitar delapan potensi gangguan yang dapat memicu volatilitas lebih lanjut dalam saham, obligasi, dan cryptocurrency.
Potensi gangguan yang pertama adalah ketika Fed akan memangkas suku bunga sebesar 200 basis poin, tepat setelah AS mengalami resesi parah pada paruh pertama tahun depan saat pengetatan moneter sedang berlangsung.
Diketahui, Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga sebesar 400 basis poin pada tahun 2022, dan juga telah mengekang pasokan uang dalam perekonomian dengan memangkas neracanya sebesar USD95 miliar per bulan melalui program yang disebut pengetatan kuantitatif (QT).
Selain itu, Standard Chartered mengatakan bahwa harga minyak Brent yang jatuh menjadi hanya USD40 per barel dikarenakan permintaan yang merosot di tengah resesi, dapat menjadi salah satu potensi gangguan yang cukup mengejutkan pada tahun 2023.
Resolusi untuk konflik Rusia-Ukraina juga akan menghilangkan premi risiko terkait perang dari biaya energi, menyebabkan harga turun.