Sejumlah risiko, juga perlu diwaspadai oleh pelaku industri, seperti volatilitas harga minyak nabati global, perubahan regulasi ekspor maupun biodiesel, serta potensi kenaikan biaya pupuk akibat kondisi geopolitik.
Faktor-faktor tersebut dinilai dapat mempengaruhi stabilitas margin dan realisasi produksi dalam jangka pendek.
Aditya memasang target saham STAA ke Rp1.400, sedangkan TAPG mencapai Rp1.700 per saham. Hingga Kamis (11/12) pukul 10:47 WIB, saham STAA koreksi 2,51 persen ke Rp1.360, sedangkan TAPG merosot 6,73 persen ke Rp1.385 per saham.
(kunthi fahmar sandy)