Pemerintah melalui OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menginisiasi berbagai program edukasi, seperti kegiatan Sekolah Pasar Modal, keberadaan Galeri Investasi BEI di berbagai kampus dan institusi, yang secara keseluruhan bermuara pada kampanye #AkuInvestorSaham. Langkah ini perlu terus didorong agar menjangkau lebih luas, termasuk melalui platform digital yang sering digunakan oleh generasi muda.
"Sekuritas dan perusahaan teknologi finansial (fintech) juga punya tanggung jawab untuk memberikan edukasi yang benar, bukan hanya mengejar jumlah pengguna dan transaksi. Misalnya, dengan menyediakan fitur simulasi trading, artikel edukatif di dalam aplikasi, dan layanan nasihat investasi berbasis profil risiko," katanya.
Menurutnya, minat generasi muda terhadap investasi adalah modal penting dan motor penggerak utama bagi masa depan pasar modal Indonesia. Namun, ini harus diarahkan agar tidak berhenti pada tren sesaat.
"Literasi keuangan yang baik akan membentuk investor yang rasional, sabar, dan berorientasi jangka panjang," ujar dia.