IDXChannel - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tumbang pada penutupan perdagangan Selasa (5/3) waktu setempat. Tiga indeks utama Wall Street kompak merosot lebih dari satu persen.
Indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 404,64 poin atau 1,04 persen ke 38.585,19. Lalu indeks S&P 500 (.SPX) anjlok 52,3 poin atau 1,02 menjadi 5.078,65. Sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) ambyar 267,92 poin atau 1,65 persen menjadi 15.939,59.
"Investor melakukan aksi profit taking di beberapa perusahaan teknologi besar, di mana kemarin adalah penurunan harga saham terburuk sejak 2 Januari 2024 untuk sektor teknologi," tulis riset harian Panin Sekuritas, Rabu (6/3/2024).
Menurut riset tersebut, investor saat ini mewaspadai beberapa potensi, seperti misalnya kebijakan suku bunga yang diperkirakan tidak akan selonggar ekspektasi awal.
"Serta potensi bubble pasca kenaikan harga saham yang signifikan khususnya untuk Nasdaq, di mana valuasi saat ini sudah relatif sangat mahal," jelasnya.
Sementara itu, Pasar Eropa kemarin ditutup bervariasi. Indeks DAX turun 0,10 persen, FTSE naik 0,08 persen, dan indeks Stoxx 600 melemah 0,23 persen. Patut dicermati bahwa, harga produsen industri di zona Eropa melorot 8,6 persen di periode Januari 2024, menginformasikan penurunan daya beli.
Sedangkan dari harga komoditas, harga emas lompat 1,91 persen, minyak Brent melemah 0,92 persen, yield obligasi AS turun 6,0 bps ke level 4,153.
Harga emas melonjak 1,91 persen ke level tertinggi di USD2.123 per oz ditopang oleh pelemahan dolar indeks dan imbal hasil treasury menurun karena melemahnya data ekonomi AS, seperti factory orders yang turun 3,6% MoM di Januari 2024 (estimasi: turun 2,9% MoM).
Lalu para investor memiliki ekspektasi kuat bahwa Federal Reserve AS akan melakukan penurunan suku bunga di semester II-2024.
"Patut dicermati, emas juga menjadi aset lindung nilai pada ketidakpastian pemilihan umum As di tahun ini, serta peningkatan tensi geopolitik global seperti di Eropa Timur dan Timur Tengah," tutup riset tersebut.
(FAY)