"Karena selain untuk memperbaiki kinerja, melantainya BUMN di bursa saham juga mendorong swasta untuk ikut berperan dalam mengelola aset-aset BUMN yang saat ini totalnya mencapai Rp8.000 triliun lebih," imbuhnya.
Meski banyak BUMN akan melakukan IPO, nyatanya Abdul juga mengritisi persoalan klasik BUMN saat ini. Perkaranya, sebagian besar BUMN masih dikelola dengan budaya organisasi yang lambat dan birokratis. Alih-alih memberikan kontribusi positif untuk negara, BUMN justru menjadi beban negara.
Karena itu, langkah Kementerian BUMN melakukan restrukturisasi lewat IPO ini perlu didukung penuh. “Dengan IPO, saya berharap kinerja BUMN dan meningkatkan value creation dan bisa lebih banyak lagi kontribusinya terhadap negara baik melalui pajak maupun dividen," pungkas Abdul (FHM).