Per Agustus 2023, perusahaan berusia 13 tahun ini mengumumkan kerugian bersih sebesar USD397 juta untuk kuartal kedua tahun ini dengan pendapatan sebesar USD877 juta.
Meskipun pendapatan naik 4 persen secara tahunan (year on year/yoy), CEO sementara WeWork David Tolley mengtakan dalam sebuah pernyataan bahwa bisnis yang tengah dijalankannya terganjal sejumlah kondisi yang mempengaruhi keanggotaan.
“Kelebihan pasokan di real estat komersial, meningkatnya persaingan, dan volatilitas makroekonomi mengakibatkan sedikit penurunan keanggotaan penyewa,” kata Tolley dikutip TechCrunch.
Penurunan tajam saham WeWork hingga mencapai 47 persen merupakan level terendah baru dalam 52 minggu. Penurunan ini membuat kapitalisasi pasar perusahaan hanya mencapai USD121 juta. Nilai ini sangat kontras dengan valuasi USD47 miliar yang dicapai setelah mengumpulkan USD1 miliar dalam putaran Seri H yang dipimpin SoftBank pada Januari 2019. (ADF)