"Pesanan baru terus tumbuh, didorong oleh permintaan asing yang meningkat. Biaya output juga tercatat moderat, berada pada level terendah dalam tiga bulan terakhir," ujar Arfian.
Peningkatan PMI ini, dalam pandangan Arfian, dapat menjadi katalis positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama dalam hal peningkatan produksi dan pembelian bahan baku. Dengan adanya peningkatan aktivitas produksi, diharapkan akan ada peningkatan perekrutan tenaga kerja yang dapat memperbaiki tingkat lapangan pekerjaan di Indonesia.
Sedangkan, terkait dampak kebijakan AS terhadap perekonomian global dan Indonesia secara keseluruhan, Arfian menilai bahwa tarif impor yang diterapkan AS terhadap Kanada, Meksiko, dan China dapat memperburuk ketidakpastian ekonomi global serta dapat memengaruhi arah kebijakan suku bunga The Fed.
Dengan adanya tarif impor dapat meningkatkan harga barang yang masuk ke AS karena perusahaan harus membayar tarif tambahan untuk barang yang diimpor.
"Alhasil, biaya ini pada umumnya akan dibebankan ke konsumen dengan bentuk harga yang lebih tinggi sehingga dapat mendorong inflasi," ujar Arfian.