Dengan biaya output yang relatif rendah serta pesanan yang meningkat, dikatakan Arfian, Indonesia berpotensi mencatatkan pertumbuhan yang lebih baik pada kuartal ini.
Berdasarkan beragam analisa tersebut, Arfian pun menyimpulkan bahwa dinamika kebijakan ekonomi yang terjadi di AS memberikan dampak yang signifikan terhadap pasar global, termasuk Indonesia.
Namun, dengan inflasi domestik yang rendah dan peningkatan sektor manufaktur, Indonesia memiliki kesempatan untuk terus memperkuat ekonomi meski di tengah ketidakpastian global.
"Pihak-pihak terkait di Indonesia, termasuk Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan, diharapkan dapat memanfaatkan ruang moneter dan fiskal yang ada untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan stabilitas makroekonomi di 2025," ujar Arfian.
(taufan sukma)