sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kebijakan Tarif Trump Berpotensi Menekan IHSG dan Rupiah Lebih Dalam

Market news editor Anggie Ariesta
06/03/2025 10:41 WIB
Tekanan terhadap rupiah yang sempat melemah cukup drastis belakangan ini telah berdampak langsung pada pergerakan IHSG.
Kebijakan Tarif Trump Berpotensi Menekan IHSG dan Rupiah Lebih Dalam (FOTO:MNC Media)
Kebijakan Tarif Trump Berpotensi Menekan IHSG dan Rupiah Lebih Dalam (FOTO:MNC Media)


IDXChannel - CEO Sahamology, M Hamzah menyoroti bahwa kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump, berpotensi menambah tekanan bagi pasar domestik, khususnya terhadap nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Menurut Hamzah, tekanan terhadap rupiah yang sempat melemah cukup drastis belakangan ini telah berdampak langsung pada pergerakan IHSG. 

“Sebenarnya untuk IHSG sendiri yang kita sulitkan itu impact ke nilai tukar kita, yang kemarin pun sempat melemah cukup drastis. Ini membuat IHSG kita terus ditekan asing,” ujar Hamzah dalam Market Buzz IDX Channel, Jumat (7/3/2025). 

Ia menekankan bahwa arus dana asing yang masih terus melakukan aksi jual (net sell) menjadi perhatian utama. Meskipun IHSG sempat mengalami rebound dalam beberapa hari terakhir, investor asing belum menunjukkan dominasi kembali dalam pembelian saham.

Dalam situasi seperti ini, Hamzah menyarankan investor untuk lebih berhati-hati dan melakukan evaluasi mendalam terhadap dampak kebijakan global terhadap pasar domestik. 

Menurutnya, atmosfer investasi saat ini kurang kondusif, sehingga investor jangka panjang harus mempertimbangkan apakah dampak dari kebijakan ini akan bersifat panjang dan berkelanjutan terhadap IHSG.

“Balik lagi, di balik itu semua, big bank kita performa keuangannya juga kurang signifikan. Jadi, kita tidak bisa menyalahkan performa global saja, tapi dalam domestik juga ada sesuatu,” katanya.

Hamzah mengingatkan bahwa strategi wait and see perlu diiringi dengan evaluasi yang mendalam. Jika hasil evaluasi menunjukkan prospek yang kurang baik, maka hanya menunggu tanpa tindakan bukanlah pilihan yang bijak.

Di tengah kondisi pasar yang penuh ketidakpastian, Hamzah tetap merekomendasikan beberapa saham yang menurutnya layak untuk dikoleksi. Saham-saham tersebut antara lain BRMS, SIDO dan BRIS. 

Ketiga saham tersebut direkomendasikan dengan status buy, yang berarti masih memiliki prospek positif di tengah tekanan pasar.

Dengan kondisi global yang masih bergejolak dan tekanan domestik yang belum sepenuhnya mereda, para investor diharapkan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, sembari terus memantau pergerakan pasar dan dampaknya terhadap portofolio mereka.

(kunthi fahmar sandy)

Advertisement
Advertisement