Per Jumat (12/1/2024) di sesi pertama perdagangan, saham WIIM bergerak hijau, menguat 1,46 persen di level Rp1.735 per saham. Sementara saham HMSP bergerak sideways di level Rp880 per saham. Saham GGRM melemah 0,24 persen di level Rp20.675 per saham. Sementara saham ITIC juga merah 0,65 persen di level Rp308 per saham.
Dalam sepekan terakhir, saham WIIM tertekan 6,22 persen dan HMSP turun 2,22 persen. Sementara saham ITIC sepekan turun tipis 0,65 persen dan GGRM turun 1,08 persen.
Di tahun lalu, WIIM mencatatkan kinerja paling moncer sepanjang 2023 di mana secara year on year (yoy), sahamnya naik 131,51 persen. Sementara laba bersih WIIM tercatat Rp441 miliar per sembilan bulan pertama 2023 (9M2023). Kinerja ITIC juga moncer sepanjang tahun lalu dengan kenaikan 19,84 persen dan kinerja GGRM menguat 9,5 yoy.
Riset BRI Danareksa Sekuritas menyebutkan, diperkirakan kinerja industri rokok pada 2024 masih akan ada potensi penurunan volume penjualan rokok.
Pada tahun fiskal 2017 hingga 2022, penerimaan cukai hasil tembakau tumbuh sebesar CAGR 8,2 persen sementara volume rokok (berdasarkan data Kementerian Keuangan mengenai penjualan pita cukai) turun sebesar 1 persen pada periode yang sama.