Silmy menambahkan, pembentukan Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel ini adalah bagian dari transformasi Krakatau Steel dan dalam rangka peningkatan value perusahaan melalui pengelolaan yang lebih baik dan pengembangan yang fokus dan terukur.
Anak-anak usaha yang tergabung dalam Subholding ini memiliki keunggulan-keunggulan diantaranya, PT KIEC mengelola 3.250 hektar lahan industri dengan 920 hektar lahan industri yang tersedia untuk pengembangan tiga tahun ke depan. Area kawasan industri yang dikelola oleh PT KIEC adalah salah satu dari lima kawasan industri terbesar di Indonesia.
Sementara PT KDL memiliki kapasitas 120 MW dan saat ini tengah membangun fasilitas energi terbarukan melalui energi surya terapung yang mulai beroperasi pada tahun 2023.
Perusahaan lainnya adalah PT KTI, perusahaan penyedia jasa air industri terintegrasi terbesar di Indonesia dengan kapasitas 3.000 liter per detik di Cilegon dan penambahan 1.600 liter per detik yang saat ini sedang dikembangkan di Gresik, Kendari dan Sumbawa.
Terakhir, PT KBS memiliki kapasitas bongkar muat pelabuhan sebesar 25 juta ton per tahun dengan ketersediaan 17 jeti. Selain itu PT KBS juga adalah pelabuhan curah terbesar dan terdalam secara alami di Indonesia dengan fasilitas pergudangan yang terintegerasi dan efisien.