Tren penurunan harga ini sejalan dengan pergerakan indeks harga batu bara global yang terus melandai sejak tahun lalu. Sementara itu, penurunan volume penjualan terjadi karena melemahnya permintaan batubara secara global dan keputusan perseroan untuk menyesuaikan strategi penjualan demi menanti momentum harga yang lebih menguntungkan.
Adapun segmen bisnis pertambangan dan perdagangan batu bara mencatatkan pendapatan sebesar USD91,6 juta atau berkontribusi 53 persen terhadap total pendapatan perseroan, turun dari 82 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Juli menjelaskan, penurunan pendapatan mencerminkan komitmen TBS dalam mengurangi ketergantungan terhadap sektor batubara dan mempercepat transisi menuju portofolio bisnis yang lebih hijau dan berkelanjutan seperti pengelolaan limbah, energi terbarukan, dan kendaraan listrik, yang cenderung tidak dipengaruhi oleh dinamika harga batu bara.
Penjualan dua unit PLTU berkontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi karbon yakni sebesar 1,4 juta ton setara CO₂ (tCO₂e) atau setara dengan penurunan emisi sebesar 86 persen dalam setahun.
Sementara itu, pilar baru TBS dalam bisnis pengelolaan sampah mulai menunjukkan kontribusi positif secara signifikan. Unit usaha ini membukukan pendapatan sebesar USD59,6 juta dengan EBITDA mencapai USD10 juta hingga akhir Juni 2025.