Adapun penambahan volume produksi diproyeksi berasal dari adanya tiga kontrak pelanggan baru yang saat ini sedang dalam tahap negosiasi. "Kami harapkan dengan masuknya tiga pelanggan baru dalam pipeline itu, kami akan kejar (produksi) 15 juta ton," ujar dia.
Saat ini, perseroan tengah menggarap delapan proyek pertambangan antara lain, Site Sebuku Tanjung Coal (STC) di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Kemudian, Bendungan Lolak, di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara dan Weda Bay Nickel di Halmahera, Maluku Utara.
Sementara itu, terkait akuisisi tambang nikel, Jaya menyebut bahwa perseroan tidak memiliki rencana tersebut. Hal itu dikarenakan harga situs tambang yang sudah sangat tinggi.
"Tidak ada rencana (akuisisi) karena harga sudah sangat mahal, kalaupun ada pasti kurang bagus," pungkas dia.