Apalagi Indonesia terkendala dalam mempercepat pembangunan energi terbarukan karena kelebihan pasokan listrik yang masih didominasi oleh energi fosil, terutama PLTU. Adapun JSA yang dilakukan nantinya akan menciptakan ekosistem baru di sektor panas bumi yang terjangkau dengan memanfaatkan manufaktur perusahaan energi dan rekayasa teknik (engineering) dalam negeri.
Tak ketinggalan, Elnusa juga merambah sektor energi baru terbarukan dan Electric Vehicle Ecosystem (EV). Perseroan bekerja sama dengan PT Industri Baterai Indonesia atau kerap disebut Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk membangun battery swapping system di Gedung Graha Elnusa.
IBC merupakan konsorsium yang dibentuk oleh empat BUMN yakni PT Pertamina Power Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Aneka Tambang Tbk, dan PT Indonesia Asahan Aluminium. IBC didirikan dengan tujuan utama untuk mempercepat pengembangan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia, sebagai bagian dari upaya negara untuk memanfaatkan sumber daya mineral lokal, seperti nikel, yang merupakan komponen penting dalam pembuatan baterai lithium-ion.
"Meskipun ketergantungan terhadap fossil energy saat ini masih sangat besar, namun new and renewable energy merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh banyak negara. Elnusa memiliki strategi untuk mengakselerasi pertumbuhan pengembangan bisnis melalui renewable energy dan electric vehicle. Kami melihat Elnusa dan IBC memiliki peluang kerja sama yang sangat besar," ujar Direktur Utama Elnusa, Bachtiar Soeria Atmadja di Jakarta, Jumat (22/3/2024).
Dalam bisnis yang beragam tersebut, Elnusa menyiapkan belanja modal di 2024 sebesar Rp526 miliar. Sebanyak 53 persen dialokasikan untuk jasa hulu, 31 persen untuk jasa distribusi dan logistik energi, 9 persen untuk penunjang hulu serta sisanya untuk pengembangan bisnis.