Sementara itu, proyek yang segera diimplementasikan ada di CCUS Tangguh yang ditargetkan menekan emisi karbon sebesar 25 juta ton CO2 serta mampu meningkatkan produksi gas hingga 300 BSCF pada 2035. Proyek ini ditargetkan on stream di 2026.
Adapun kemampuan Lapangan Abadi menginjeksi CO2 berkisar 71-80 juta ton dan kapasitas penyimpanan 1,2 gigaton. Saat ini studi fase I CCS di Lapangan Abadi Masela telah mencapai 74,2 persen dan studi fase II CCS telah 83,4 persen serta studi CO2 injection pipeline sudah 95,11 persen. Teknologi ini tak hanya menyimpan CO2 tetapi juga memanfaatkannya untuk meningkatkan efisiensi produksi minyak dan gas.
"Pemerintah pada 2023 menerbitkan aturan baru tentang CCS/CCUS dalam bisnis migas. Aturan tersebut menggambarkan CCS dan CCUS sebagai teknologi yang menjanjikan untuk menekan emisi karbon dalam rangka mengejar target net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat membuka Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention and Exhibition (Convex) 2023 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Selasa (25/7/2023).
Sebagai salah satu negara yang sigap dalam mengimplementasikan CCS/CCUS, Indonesia dinilai perlu menyiapkan kebijakan fiskal, tax credit, kebijakan harga karbon, hingga kesiapan storage carbon. Kemudian secara paralel meningkatkan penggunaan pembangkit listrik rendah karbon dengan memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan.
Menurut Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, Indonesia memiliki 600 juta gigaton CCS sehingga akan berkontribusi besar terhadap pencapaian target keberlanjutan global.