Kinerja yang kuat ini berlanjut pada semester I-2024. Di mana Elnusa mencetak laba bersih sebesar Rp442,98 miliar atau tumbuh 77,12 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp250,10 miliar. Begitu pula dengan pendapatan yang juga naik 7,79 persen menjadi Rp6,31 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp5,86 triliun.
Dari sisi raihan kontrak, Elnusa membukukan kenaikan sebesar 20,85 persen menjadi sebesar Rp11,56 triliun pada semester I-2024. Kontribusi terbesar berasal dari distribusi dan logistik dengan porsi 52 persen atau senilai Rp6,06 triliun, upstream 35 persen atau senilai Rp4,03 triliun dan sisanya berasal dari support sebesar 13 persen senilai Rp1,48 triliun.
Direktur Utama Elnusa, Bachtiar Soeria Atmadja optimistis perusahaan bisa meraih laba bersih Rp1 triliun pada akhir 2024 atau 2025 mendatang. Salah satu upaya mencapai target tersebut dengan membuka peluang akuisisi atau penggabungan usaha dengan PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI).
PDSI merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) yang telah beroperasi selama lebih dari sepuluh tahun di bidang eksplorasi dan eksploitasi pengeboran minyak dan gas bumi, serta panas bumi. Pertamina Drilling juga memberikan pelayanan service pengeboran yang terintegrasi.
Aksi korporasi tersebut akan memberikan sejumlah keuntungan, antara lain meningkatkan pangsa pasar pada segmen produk dan layanan area upstream, meningkatkan kinerja dan aset, efisiensi operasional lewat penggabungan Sumber Daya Manusia (SDM), meningkatkan diversifikasi bisnis ELSA, memperoleh teknologi dan sumber daya baru, serta meningkatkan sentimen positif di pasar.