Investor tidak perlu terkejut jika reli pasar mulai melambat ketika The Fed mendekati potensi penurunan suku bunga, kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research.
"Sejak 1989, S&P 500 telah memperoleh rata-rata 15,5% antara kenaikan suku bunga terakhir dalam satu siklus dan penurunan suku bunga pertama. Tetapi memperoleh rata-rata hanya 5,4% dalam enam bulan setelah penurunan suku bunga pertama," jelasnya.
"Namun, momentum kuat pada kuartal pertama secara historis akan berlanjut ke kuartal berikutnya," ujar Keith Lerner, Co-Chief Investment Officer di Truist Advisory Services.
Dari 11 kali, S&P 500 membukukan pengembalian total 10% atau lebih pada kuartal pertama. Pasar terus meningkat pada kuartal kedua sebanyak 9 kali, dengan rata-rata kenaikan 6,2%.
"Risiko terbesar terhadap berlanjutnya reli akan menjadi tanda bahwa The Fed sedang mempertimbangkan untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat saat ini hingga akhir tahun, yang akan menyebabkan penyesuaian harga aset berisiko yang “dramatis," jelas Lerner.
Suku bunga yang tinggi kemungkinan akan membebani belanja konsumen dan perusahaan, dengan analis memperkirakan pertumbuhan pendapatan sebesar 5,1% pada kuartal pertama. Perusahaan mulai melaporkan hasilnya pada minggu kedua April.
“Jika pendapatan terus mengejutkan secara positif, The Fed akan kesulitan membenarkan pemotongan tiga kali pada tahun ini,” kata Roland.
“Tetapi jika kita melihat inflasi menjadi stabil, maka percepatan kembali perekonomian ini bisa menjadi sesuatu yang lebih berkelanjutan," pungkasnya.
(FAY)