Masa Depan ADRO di Energi Terbarukan
BRI Danareksa menyoroti pentingnya pengembangan proyek energi terbarukan untuk mendukung valuasi ADRO pasca spin-off.
Perusahaan global dengan portofolio energi hijau mencatat median kapitalisasi pasar sebesar USD1,1 juta per gigawatt (GW). Meski demikian, kata analis BRI Danareksa, proyek hydro power plant (PLTA) ADRO baru akan selesai pada 2030, sehingga visibilitas proyek ini masih menjadi tantangan.
Target Harga Baru
BRI Danareksa menurunkan peringkat ADRO menjadi tahan (hold) dengan target harga baru Rp4.100 per saham sebelum spin-off AADI.
Risiko utama bagi ADRO, kata analis BRI Danareksa, mencakup penurunan harga batu bara dan peningkatan diskon perusahaan induk (holdco discount) pasca pemisahan. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.