sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Minim Berita Buruk, Bursa Asia Kompak Menguat Pagi Ini

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
08/12/2021 10:31 WIB
Bursa saham di kawasan Asia terpantau bergerak menguat pada perdagangan Rabu (8/12/2021).
Minim Berita Buruk, Bursa Asia Kompak Menguat Pagi Ini. (Foto: MNC Media)
Minim Berita Buruk, Bursa Asia Kompak Menguat Pagi Ini. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bursa saham di kawasan Asia terpantau bergerak menguat pada perdagangan Rabu (8/12/2021). Kondisi ini tak lepas dari minimnya berita buruk yang dapat mempengaruhi perdagangan.

Penguatan ini memperpanjang kenaikan sebelumnya, serta melanjutkan reli di tingkat global sejalan dengan respons positif terhadap dampak potensial dari varian Omicron.

Hingga pukul 10:02 WIB, Nikkei 225 Jepang (N225) menguat 1,21% di 28.801,00, Kospi Korea Selatan (KS11) naik 0,90% di 3.018,73, dan Hang Seng Hong Kong (HSI) melesat 0,15% di 24.020,00.

Sementara itu, Shanghai Composite China (SSEC) menanjak 0,70% di 3.620,22, dan Indonesia Composite Index / IHSG juga tumbuh 0,44% di 6.631,77.

"Pasar sangat sensitif terhadap setiap hal baru yang berkaitan dengan Omicron, dan tidak adanya berita buruk saat ini dianggap sangat positif oleh pasar ekuitas, tetapi tampaknya terlalu dini untuk memberi kesimpulan yang jelas," kata Analis LGT di Asia Pasifik, Stefan Hofer, dilansir Reuters, Rabu (8/12/2021).

Sebagai catatan, produsen obat Inggris GSK mengatakan pada Selasa kemarin (7/12) bahwa terapi Covid-19 berbasis antibodi dengan mitra AS Vir Biotechnology efektif terhadap semua mutasi varian virus corona termasuk Omicron.

Sebuah penelitian di Afrika Selatan pada Selasa lalu juga menyarankan bahwa dosis booster vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Pfizer Inc dan mitra BioNTech dapat membantu melawan varian Omicron ketika penelitian menunjukkan ada peluang Omicron dapat menembus sejumlah antibodi yang dihasilkan vaksin Pfizer.

Pasar ekuitas global sampat saat ini juga masih fokus terhadap data indeks harga konsumen AS yang akan dirilis Jumat depan (10/12).

Kenaikan angka yang tinggi dinilai dapat memicu Federal Reserve untuk mempercepat pengurangan program pembelian obligasi besar-besaran.

"Reli di pasar ekuitas bakal sementara saat data AS pada hari Jumat menunjukkan inflasi tinggi," lanjut Hofer.

Seperti diketahui, pada pekan lalu Gubernur Fed Jerome Powell menuturkan untuk berhenti melihat inflasi sebagai kondisi sementara dan hal ini mengisyaratkan otoritas tersebut bakal mempercepat taperingnya. (TYO)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement