Namun ECB juga sangat sadar tingginya suku bunga akan semakin meredam geliat aktivitas perekonomian. Bila tidak hati-hati, kondisi tersebut bakal memukul laju pertumbuhan ekonomi, yang apda akhirnya semakin meningkatkan risiko jatuhnya Zona Eropa ke dalam kondisi resesi.
“ECB dan bank sentral lain telah terpecah, antara kebutuhan untuk menghancurkan inflasi dan kesadaran mereka bahwa risiko resesi terus meningkat,” ujar Sels, dalam laporan yang sama.
Sementara, ECB sendiri bahkan menyatakan bahwa kebijakan menaikkan suku bunga bisa saja tidak hanya dilakukan kali ini saja, melainkan berpotensi dilakukan lagi dalam beberapa waktu ke depan, bila kondisi inflasi tetap tak terkendali.
"Kami berharap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut, karena inflasi tetap terlalu tinggi dan kemungkinan akan tetap di atas target kami untuk waktu yang lama," ujar Kepala ECB, Christine Lagarde, dalam laporan tersebutr.
Lonjakan inflasi di Eropa telah mencapai level 9,1 persen, dan ditambah dengan melambungnya harga gas alam, sehingga mendorong ECB untuk tetap menaikkan suku bunga acuannya. ECB berharap masih dapat mencapai target jangka menengah di kisaran level dua persen.