sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Nasib Emiten Pendatang Baru Tahun Ini, dari Cuan hingga Nyungsep ke Level Gocap

Market news editor Melati Kristina - Riset
18/07/2022 07:00 WIB
Dari 25 perusahaan yang melantai di bursa, ada emiten yang sahamnya cuan bahkan ‘nyungsep’ di level gocap atau Rp50/saham.
Nasib Emiten Pendatang Baru Tahun Ini, dari Cuan hingga Nyungsep ke Level Gocap. (Foto: MNC Media)
Nasib Emiten Pendatang Baru Tahun Ini, dari Cuan hingga Nyungsep ke Level Gocap. (Foto: MNC Media)

Saham ADMR hingga WIRG Meroket Setelah IPO

Sejumlah saham emiten yang baru manggung di bursa terpantau menguat pada perdagangan Jumat pagi (8/7). Menurut data BEI pada pukul 09.18 WIB, saham PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) menguat 10 persen menjadi Rp165/saham.

Perusahaan di bidang tekstil dan perdagangan bahan kimia ini melantai di bursa sejak 8 Juli 2022 dengan harga IPO Rp150/saham.

Selain CHEM, saham dua emiten lainnya juga ikut menguat pada perdagangan Jumat lalu. Adapun saham yang menguat yakni milik PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) dan PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU).

Pada periode tersebut, saham ARKO menguat hingga 2 persen ke level Rp306/saham. Sementara saham TRGU meroket hingga 24,76 persen di level Rp262/saham. Baik ARKO maupun TRGU manggung di bursa dengan harga IPO masing-masing Rp300/saham dan Rp210/saham.

Tak hanya itu, saham TRGU juga kembali melonjak hingga batas auto rejection atas (ARA) 25 persen pada perdagangan Selasa (12/7).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.12 WIB, saham TRGU melejit 24,54% ke Rp406/saham dengan nilai transaksi Rp19,53 miliar dan volume perdagangan 48,11 juta saham.

Selain emiten-emiten di atas, emiten lainnya yang baru melantai di bursa tahun ini juga memiliki kinerja saham yang baik sepanjang mulai manggung.

Saham PT Adaro Minerals Indonesia atau ADMR tumbuh hingga 1.565 persen sejak melantai di bursa. Dengan demikian, saham emiten batu bara ini menjadi yang paling moncer diantara emiten lain yang baru melenggang di bursa.

Adapun harga IPO ADMR berada di level Rp100/saham. Sementara, pada perdagangan Selasa (12/7), harga saham emiten ini ditutup melejit menjadi Rp1.665/saham.

Anak usaha PT Adaro Energy Indonesia (ADRO) ini mencatatkan kinerja keuangan positif di tengah harga saham yang melambung.

Sumber: Yahoo! Finance (diolah)

Berdasarkan laporan keuangannya di triwulan I-2022, pendapatan bersih ADMR tumbuh hingga 188,76 persen secara year on year/yoy.

Di periode ini, ADMR mencetak pendapatan bersih hingga Rp2,64 triliun. Sedangkan di triwulan I tahuh lalu, pendapatan bersih emiten ini hanya sebesar Rp914,66 miliar.

Sementara laba bersih ADMR di triwulan I-2022 melonjak hingga 836,47 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

ADMR membukukan laba bersihnya sebesar Rp1,21 triliun pada triwulan pertama tahun ini. Sedangkan di triwulan I-2021, laba bersih ADMR sebesar Rp129,23 miliar.

Melesatnya laba bersih ADMR didukung oleh tumbuhnya pendapatan bersih yang signifikan di periode ini. Adapun pendapatan ADMR sebagian besar disumbang penjualan batu bara pihak berelasi yakni dari PT Coltrade Services International sebanyak Rp1,98 triliun.

Menyusul ADMR, PT Wir Asia Tbk (WIRG) juga mencatatkan pertumbuhan harga saham tertinggi. Harga IPO emiten ini sebesar Rp168/saham, kemudian tumbuh sebesar 236,31 persen menjadi Rp565/saham pada perdagangan Selasa (12/7).

Tumbuhnya saham WIRG terjadi seiring investor kesengsem proyek metaverse yang diusung perusahaan. Selain itu, diiringi pula dengan melesatnya pendapatan bersih perusahaan yang tumbuh hingga 108,55 persen di triwulan I-2022 secara yoy.

Pada periode ini, pendapatan bersih emiten perdagangan eceran ini sebesar Rp301,05 miliar. Sedangkan di triwulan I-2021, pendapatan bersih WIRG hanya Rp144,35 miliar.

Meski pendapatan bersih WIRG melesat di periode ini, pertumbuhan laba bersih emiten ini justru terkontraksi hingga minus 30,56 persen. Di banding triwulan I-2021, laba bersih WIRG di triwulan I tahun ini menurun menjadi Rp5,31 miliar.

Selain ADMR dan WIRG, emiten yang baru melantai di bursa juga mencatatkan pertumbuhan harga saham di atas 100 persen. Emiten-emiten ini adalah PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA), PT Murni Sadar Tbk (MTMH), dan PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA).

Harga saham ASHA meningkat hingga 124 persen menjadi Rp224/saham pada perdagangan Selasa (12/7). Sementara harga IPO emiten perikanan ini sebesar Rp100/saham.

Sedangkan harga saham MTMH pada Selasa (12/7) mencapai Rp2.690/saham yang mana melesat hingga 110,16 persen dibanding harga pertama saat melantai di bursa. Adapun harga IPO MTMH mencapai mencapai Rp1.280/saham.

Terakhir yakni saham STAA yang harganya melejit hingga 109,17 persen sejak melantai pertama pada bursa  pada 10 Maret 2022 lalu.

Adapun harga IPO emiten yang bergerak di bidang perkebunan ini dibuka pada Rp600/saham. Akan tetapi, pada perdagangan Selasa (12/7) harga saham emiten ini naik menjadi Rp1.255/saham.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement