IDXChannel - Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, mengatakan pasar tidak mengkhawatirkan perubahan kebijakan moneter AS ke arah yang lebih ketat meskipun data inflasi AS semalam menunjukkan kenaikan 5% year on year.
"Para analis mengatakan meski inflasi mengala mau kenaikan, tapi sifatnya hanya sementara sehingga bank sentral kemungkinan belum akan mengubah kebijakannya dalam waktu dekat," kata Ariston di Jakarta, Jumat (11/6/2021).
Selain itu dari dalam negeri, penjualan ritel bulan April mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan selaras dengan survei tingkat keyakinan konsumen sebelumnya.
Ini juga bisa memberikan dampak positif ke rupiah.
"Rupiah berpotensi menguat ke kisaran 14200, dengan potensi resisten di kisaran 14280," tandasnya. (TYO)