sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pemilu dan Suku Bunga Global Warnai Outlook Pasar Saham RI di 2024

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
19/01/2024 16:27 WIB
Pasar modal Indonesia  berkinerja positif sepanjang 2023, kendati adanya sejumlah tantangan makroekonomi. Bagaimana dengan outlook di 2024?
Pemilu dan Suku Bunga Global Warnai Outlook Pasar Saham RI di 2024. (Foto: Freepik)
Pemilu dan Suku Bunga Global Warnai Outlook Pasar Saham RI di 2024. (Foto: Freepik)

Bagi mereka, warisan Jokowi sangat kuat di bidang infrastruktur dan bantuan sosial. Menariknya, pilihan kandidat tidak selaras dengan program yang disukai responden.

Pandangan agar subsidi terus disalurkan, terutama kelompok berpendapatan rendah. Meskipun subsidi telah menjadi bagian dari anggaran negara selama bertahun-tahun. Juga, terdapat janji-janji baru yang dibuat seperti sekolah gratis.

Meskipun terjadi pandemi, persentase subsidi terhadap PDB lebih rendah pada era Jokowi. Lembaga ini juga berharap pemerintahan baru akan mempertahankan pendekatan ‘subsidi yang ditargetkan’, yang diprakarsai oleh Presiden Jokowi ketika ia menjabat. Presiden Jokowi juga dianggap kembali menggairahkan program ultra mikro (KUR) bersubsidi.

Di lain pihak, pembangunan infrastruktur dinilai sebagai program terbaik Presiden Jokowi, disusul dukungan pendidikan (kartu pintar) dan bantuan sosial.

Panjang jalan tol yang meningkat lebih dari tiga kali lipat selama dua periode kepemimpinan Jokowi dan masih adanya beberapa proyek infrastruktur yang perlu diselesaikan oleh pemerintahan berikutnya menjadi perhatian responden.

Para responden dari penelirian CLSA juga memperhatikan detail terkait kesinambungan program pemerintah.

“Berdasarkan survei ini, kami memperkirakan penerima manfaat dari kelanjutan program Jokowi untuk pasar di antaranya adalah Indofood CBP, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Alfamart, Mayora, Cisarua Mountain Dairy, Bank Tabungan Negra (BTN), dan Jasa Marga,” tulis riset CLSA.

Riset tersebut menambahkan, pemilu biasanya disertai dengan keributan politik, yang bisa menjadi peluang untuk mengumpulkan saham-saham blue chips seperti BCA dengan prasyarat jika terjadi koreksi yang tidak berhubungan dengan fundamental.

  1. DBS Research Group

DBS Research Group mendasarkan outlook pasar 2024 optimis berdasarkan kuatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di antara negara-negara G20 pada semester pertama 2023. Kondisi ini juga didukung oleh belanja modal, konsumsi, dan dampak dari perubahan struktural dalam ekspor, yaitu peningkatan proporsi output komoditas hilir.

Kondisi inflasi RI juga sudah kembali ke kisaran target bank sentral pada paruh kedua tahun ini, dengan peningkatan pangan diatasi melalui kombinasi langkah-langkah dari sisi pasokan dan dukungan biaya hidup.

Pemerintah juga telah mengurangi dampak pandemi dengan memanfaatkan pendapatan yang kuat untuk mempersempit defisit fiskal hingga di bawah ambang batas 3,0 persen, memperketat suku bunga kebijakan untuk memastikan stabilitas harga dan nilai tukar, penghentian pembelian obligasi langsung dan menaikkan harga bahan bakar bersubsidi pada kuartal keempat tahun 2022 sebagai respons atas tekanan fiskal dari kenaikan harga minyak.

Menurut DBS Research Group, ada tiga aspek yang akan menjadi perhatian pasar di tahun 2024, di antaranya:

  • Perubahan kepemimpinan politik yang akan datang.
  • Perluasan jejak di sektor komoditas yang memiliki nilai tambah.
  • Keluarnya Indonesia dari kondisi kebijakan moneter yang ketat. Hal ini akan terjadi karena melemahnya dampak dari kenaikan harga komoditas, perlambatan ekonomi China sebagai mitra dagang utama RI, serta pertumbuhan global dan kebutuhan untuk menjaga momentum ekonomi pasca pemilu. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement