sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pendapatan Turun, Efisiensi Biaya Angkat EBITDA MBMA

Market news editor Desi Angriani
28/12/2025 14:05 WIB
MBMA masih mencatatkan pertumbuhan kinerja di tengah turunnya pendapatan akibat strategi preservasi margin di bisnis nikel.
Pendapatan Turun, Efisiensi Biaya Angkat EBITDA MBMA (Foto: dok MBMA)
Pendapatan Turun, Efisiensi Biaya Angkat EBITDA MBMA (Foto: dok MBMA)

Di sisi pengembangan, MBMA terus membuka peluang baru melalui fasilitas AIM dan HPAL. Proses commissioning pabrik AIM berjalan lancar, dengan produksi asam mencapai 251.715 ton. Selain itu, unit klorida mulai menghasilkan iron pellets, copper sponge, dan gold mud. Pabrik katoda tembaga juga telah berhasil memproduksi katoda yang memenuhi spesifikasi London Metal Exchange (LME).

Sementara itu, proyek HPAL PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) mencatatkan kemajuan konstruksi masing-masing 54 persen untuk pabrik HPAL dan 29 persen untuk fasilitas pembangkit listrik. Produksi awal Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) ditargetkan mulai bertahap pada 2026 dengan kapasitas awal sekitar 18 ribu ton. 

Produksi MHP melalui PT ESG juga terus meningkat, dengan target kapasitas penuh 25-30 ribu ton per tahun dan biaya kas di bawah USD9.000 per ton.

Dengan menggunakan metode Sum of the Parts, Phintraco Sekuritas merevisi naik nilai wajar saham MBMA menjadi Rp670 per saham, dari sebelumnya Rp525 per saham. 

Valuasi ini mencerminkan ekspektasi EV/EBITDA 26,2x untuk tahun buku 2025, dengan potensi kenaikan harga saham (upside) sebesar 24,07 persen. Atas dasar tersebut, MBMA direkomendasikan Buy, seiring prospek pertumbuhan jangka menengah yang tetap solid didukung efisiensi biaya dan akselerasi hilirisasi nikel.

(DESI ANGRIANI)

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement