IDXChannel - PT Indofarma Tbk (INAF) membukukan kenaikan penjualan sepanjang tahun 2020. Penjualan bersih emiten farmasi pelat merah ini naik hingga 26,22% year on year (yoy) menjadi Rp 1,72 triliun. Tahun sebelumnya, penjualan INAF tercatat Rp 1,36 trilliun.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Kamis (29/4/2021), peningkatan penjualan bersih tersebut terutama ditopang dari penjualan segmen alat kesehatan dan obat-obatan sesuai dengan strategi turn around manajemen. Akan tetapi, kenaikan penjualan bersih itu belum mampu mengerek bottom line INAF.
Tercatat, sepanjang tahun 2020 INAF mengantongi laba bersih Rp 27,58 juta atau turun 99,65% yoy. Tahun 2019, INAF mampu mencetak laba hingga Rp 7,96 miliar.
INAF mengungkapkan, tergerusnya laba INAF terdampak penerapan kebijakan akuntansi PSAK 71 di tahun 2020, perusahaan membukukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar Rp 38,50 miliar.
"Hal tersebut merupakan bagian dari aspek kepatuhan terhadap regulasi PSAK 71 dan tindakan prudent perusahaan," ungkap Manajemen Indofarma, Kamis (29/4/2021).
Adapun secara operasional, INAF dapat meningkatkan kinerja baik dari sisi pendapatan maupun penghematan biaya. Sehingga, INAF mampu mencetak EBITDA Rp 164 miliar di tahun 2020 dibandingkan EBITDA tahun 2019 yang sebesar Rp 45 miliar.
Dengan kata lain, EBITDA INAF tumbuh 364%. INAF berupaya menekan beban pokok penjualan dari 81,58% di tahun 2019, menjadi 76,65% di tahun 2020. Dengan beban pokok penjualan yang menipis, INAF mengantongi laba kotor Rp 400,59 miliar tahun lalu, naik 60% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 250,36 miliar. (TYO)