"Kebutuhan BBM tersebut sebanyak 40% dipasok dari impor. Karenanya, untuk menghadirkan energi bersih dalam rangka terciptanya kemandirian energi nasional, dibutuhkan sumber energi lokal terutama EBT seperti geothermal," lanjutnya.
Sebagai catatan, PGE mengelola 15 wilayah kerja dengan kapasitas 1.877 MW, dengan rincian, 672 MW dioperasikan sendiri dan 1.205 MW merupakan kontrak operasi bersama. Untuk meningkatkan pemanfaatan panas bumi, saat ini PGE mengembangkan teknologi baru dengan menggunakan binary cycle.
Pahala menuturkan penggunaan geothermal merupakan salah satu yang paling mudah dikembangkan. Dia berharap pengerjaan energi tersebut dapat dikelola sendiri oleh BUMN.
"Saat ini, baru 9% wilayah geothermal yang berproduksi dengan kapasitas 1.900 mega watt (MW)," terangnya.
Penggunaan sumber daya EBT menjadi prioritas pemerintah sejalan dengan peta jalan transisi energi yang tertuang dalam Grand Strategi Energi Nasional.
Dalam peta jalan itu, EBT ditargetkan mencapai 23% pada 2025 dan mencapai 31% pada 2020 dalam bauran energi.
"Pemerintah mendorong pemanfaatan EBT hingga 20 giga watt (GW) pada 2030 dengan kontribusi terbesar diproyeksikan EBT," tutupnya. (RAMA)