IDXChannel - Perusahaan jasa keuangan dan investasi multinasional asal Swiss, UBS, mengaku lebih memilih strategi bisnis yang lebih konservatif dalam menghadapi perekonomian global yang sedang volatile.
Sejumlah tekanan yang menjadi perhatian besar, diantaranya, adalah tren pertumbuhan ekonomi yang melambat, peningkatan inflasi di sejumlah negara dan juga menipisnya pasokan energi yang memantik lonjakan harga secara signifikan.
Pilihan strategi yang lebih konservatif, dinilai sesuai dengan sikap nasabah dan klien perusahaan yang juga lebih hati-hati dalam mengarahkan langkah investasinya di tengah sejumlah tantangan yang tersedia di pasar.
"Kami melihat klien menjadi lebih berhati-hati, mengingat apa yang sedang terjadi di dunia, yang mengarah ke transaksi yang lebih rendah dan pendapatan berulang yang juga lebih rendah,"Chief Financial Officer UBS, Youngwood, dalam Barclays Financial Services Conference, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (14/9/2022).
Pola kehati-hatian tersebut, menurut Youngwood, juga sejalan dengan kinerja perekonomian regional, dengan AS dan Swiss yang berjalan dengan cukup baik, serta klien di Asia-Pasifik yang masih sibuk melakukan deleveraging.