BI sejauh ini juga telah menahan diri untuk tidak menurunkan suku bunga karena fokusnya adalah menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil dii tengah dolar yang masih kuat.
“Kami menyadari bahwa perekonomian domestik memerlukan dorongan dari kebijakan suku bunga, namun kami belum dapat melakukan penyesuaian suku bunga di tengah ketidakpastian global saat ini,” kata Deputi Gubernur BI, Juda Agung, Kamis (29/2).
Namun, BI mengklaim telah menyiapkan langkah-langkah untuk bersiap saat penurunan suku bunga dimulai.
“Kami melihat obligasi Indonesia sebagai cara yang baik untuk memainkan siklus pelonggaran global yang akan datang, sebagian karena Indonesia kemungkinan akan mengikuti The Fed dengan cermat,” kata Samson dari Fidelity.
Samson menambahkan, kurva imbal hasil di negara maju sangat terbalik, sedangkan kurva obligasi rupiah cukup datar. Ini berarti adalah cara yang lebih baik untuk memainkan siklus pelonggaran suku bunga. (ADF)