Secara keseluruhan, harga diperkirakan tetap tinggi pada paruh pertama 2025, sebelum moderat pada paruh kedua tahun tersebut, dengan rentang harga MYR4.000-4.400 per ton saat puncak musim panen.
Sementara, Menurut OCBC Sekuritas, lonjakan harga CPO yang berlanjut pada 2025 akan didorong oleh implementasi kebijakan B40 pada Januari 2025, yang diperkirakan akan memperkuat permintaan minyak kelapa sawit dan mempertahankan harga di level tinggi.
Di sisi lain, Ciptadana Sekuritas memperkirakan harga CPO global akan stabil di rata-rata RM4.500 per ton pada 2025, setelah mengalami penurunan menjadi RM4.100 per ton pada 2024.
Hal ini diperkirakan dipicu oleh faktor-faktor seperti penurunan produksi CPO di awal 2025 akibat musiman, serta peningkatan permintaan menjelang dua festival besar di kuartal I-2025, yaitu Tahun Baru Imlek dan Idul Fitri, serta dimulainya implementasi B40.
Prediksi lainnya disampaikan oleh Dewan Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC) dalam laporan yang dikutip New Straits Times (NST), yang memproyeksikan, harga CPO mengalami lonjakan di tahun 2025, dengan rentang harga antara MYR4.000 hingga MYR.000 per ton (USD899 hingga USD1.124), didorong oleh stagnasi produksi di pasar utama, terutama Indonesia dan Malaysia.