Permintaan untuk minyak sawit, khususnya dalam produksi biodiesel, tetap kuat, didukung oleh kebijakan pemerintah Indonesia yang menetapkan kadar campuran biodiesel akan meningkat dari 35 persen (B35) menjadi 40 persen (B40) pada 2025, dan direncanakan naik lagi menjadi 50 persen (B50) pada masa mendatang.
MARC juga mencatat bahwa banjir di beberapa negara bagian penghasil utama di Malaysia yang mengganggu produksi minyak sawit, diperkirakan akan berlanjut hingga kuartal I-2025.
Produksi biasanya mencapai puncaknya pada September atau Oktober, namun akan menurun pada kuartal pertama tahun berikutnya.
Kondisi cuaca diperkirakan akan kembali normal pada paruh kedua 2025, namun dampak positif penuh terhadap produksi kemungkinan baru akan terlihat pada 2026.
Di sisi permintaan, kebijakan mandatori biodiesel, konsumsi minyak nabati yang terus meningkat, serta faktor-faktor geopolitik yang memengaruhi pasokan minyak nabati pengganti, seperti minyak kedelai dan minyak bunga matahari, diperkirakan akan terus mendukung harga CPO.