"Tapi perlu dipahami dan diantisipasi juga, bahwa perubahan aturan ini juga akan berdampak pada volatilitas harga saham IPO," ujar Andrian.
Dikatakan Andrian, besar kemungkinan kinerja saham IPO tidak akan sementereng tahun ini, karena saham tersebar ke banyak pihak, sehingga tingkat volatilitas akan lebih tinggi dan harga tidak bergerak ke satu arah alias menguat.
Dia mencatat, dari 24-25 IPO tahun ini, kebanyakan kinerjanya positif, terlihat pada ARA selama berhari-hari, berkat keleluasaan pemesanan investor berkantong tebal dan institusi. Hanya 1-3 saham IPO yang kinerjanya buruk.
"Hal itu menandakan screening IPO tahun ini bagus. Selain itu, dengan peraturan lama, semua investor bisa nembak saham sesuai dana yang dimiliki. Sedangkan di SEOJK ini, aturannya sangat ketat. Satu rekening dana nasabah (RDN) hanya bisa memesan 10 persen, kendati punya banyak akun di sekuritas berbeda," ujar Andrian.
(taufan sukma)