Namun demikian, beban pokok INPS bertambah 5,09% yoy menjadi Rp244,79 miliar. Ini berlangsung akibat peningkatan biaya pembelian BBM, pelumas, hingga gas, demikian dikutip dari laporan keuangan, Senin (22/5/2023).
Kendati beban umum-administrasi berkurang, INPS mempunyai tanggungan kerugian atas penjualan aset tetap senilai Rp42,36 miliar, karena menjual di bawah harga perolehan.
Beban pinjaman bank juga kian menggemuk menjadi Rp20,28 miliar, dari 2021 senilai Rp17,27 miliar. Dengan demikian, rugi sebelum pajak menembus angka Rp74,48 miliar.
Dari sisi neraca, total aset INPS berkurang 25,27% yoy menjadi Rp310,40 miliar. Jumlah utang (liabilitas) melandai 9,52% yoy di angka Rp291,14 miliar, sedangkan modal (ekuitas) menyusut menjadi Rp19,34 miliar, dari Rp93,72 miliar.
Hingga 31 Desember 2022, INPS memiliki saldo kas senilai Rp2,41 miliar, alias bertambah dari posisi kas tahun sebelumnya. Salah satu kontribusinya adalah perolehan hasil penjualan aset tetap.
(FAY)