Kondisi tekanan aliran modal asing itulah yang pada akhirnya membuat cadangan devisa Indonesia terus mengalami penurunan saat ini. Sebagaimana diketahui, posisi cadev Indonesia sempat ke level USD157 miliar pada Maret 2025, namun turun ke level USD149 miliar per September 2025.
Hal ini terjadi karena outlflow yang terlalu besar akibat adanya pembayaran untuk dividen, repatriasi, dan juga untuk pinjaman, sehingga BI harus menggunakan dana cadangan devisa untuk melakukan intervensi dipasar baik pasar DNDF maupun pasar NDF tujuannya untuk menstabilkan mata uang rupiah.
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya, berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.620 - Rp16.680 per USD.
(NIA DEVIYANA)