sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Hari Ini Tergelincir, Pasar Asia Nantikan Rilis Inflasi AS

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
07/02/2022 09:47 WIB
Mengawali hari pertama pekan ini, nilai mata uang rupiah di pasar spot mengalami koreksi pada sesi pagi perdagangan Senin (7/2/2022).
Mengawali hari pertama pekan ini, nilai mata uang rupiah di pasar spot mengalami koreksi pada sesi pagi perdagangan Senin (7/2/2022).  (Foto: MNC Media)
Mengawali hari pertama pekan ini, nilai mata uang rupiah di pasar spot mengalami koreksi pada sesi pagi perdagangan Senin (7/2/2022). (Foto: MNC Media)

IDXChannel- Mengawali hari pertama pekan ini, nilai mata uang rupiah di pasar spot mengalami koreksi pada sesi pagi perdagangan Senin (7/2/2022). Hingga pukul 09:15 WIB, mata uang Garuda tergelincir -17 poin atau -0,12% di Rp14.397 per dolar Amerika Serikat

Pasar uang di kawasan Asia Pasifik sebagian besar berada di zona merah atas dolar AS, seperti Yen Jepang koreksi -0,10% di 115,32, Dolar Hong Kong terpuruk -0,03% di 7,7906, dan Won Korea Selatan anjlok -0,02% di 1.198,58.

Ringgit Malaysia tertekan -0,19% di 4,1858, Peso Filipina turun -0,12% di 51,260, dan Dolar Taiwan jatuh -0,03% di 27,808.

Sejumlah mata yang yang menguat antara lain Yuan China naik 0,44% di 6,3328, Baht Thailand menanjak 0,23% di 33,905, Dolar Australia tumbuh 0,04% di 0,7079, dan Dolar Singapura naik 0,01% di 1,3455.

Indeks dolar pada pagi ini tampak menguat  0,09% di 95,57, menanti rilis data inflasi Amerika Serikat yang akan dirilis pada Kamis depan (10/2/2021) di tengah bayangan isu kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Data tersebut dapat menjadi acuan Fed serta memberikan gambaran atas ekspektasi bank sentral AS akan mengerek suku bunga mulai Maret 2022 dengan kemungkinan sebesar 50 basis poin.

Di Eropa, mata uang Euro tercatat bergerak menuju level tertingginya dalam tiga minggu terakhir yang didorong oleh sikap hawkish dari Bank Sentral Eropa (ECB) pekan lalu.

"Kami melihat ada risiko atas kenaikan USD dalam waktu dekat jika pasar suku bunga memperkirakan kenaikan suku bunga di bulan Maret. Namun, sikap hawkish Presiden ECB Christine Lagarde menunjukkan skenaikan dalam USD akan terbatas," kata Ekonom Commonwealth Bank of Australia, Joe Capurso, dalam catatan pagi, dilansir Reuters, Senin (7/2/2022).

Pasar mata uang masih terus membaca peluang kenaikan suku bunga yang memperkirakan ada kemungkinan tingkat suku bunga akan mencapai 1,5% pada akhir tahun.(TIA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement