Dolar AS sebelumnya mengalami pelemahan pada pekan lalu karena para pedagang menaikkan taruhan mereka pada penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin di September. Namun sejumlah pejabat Fed menyatakan, bank sentral memerlukan lebih banyak kepercayaan diri dalam mengendalikan inflasi sebelum memangkas suku bunga.
Selain itu, para menteri Jepang mengatakan mereka tetap waspada terhadap pergerakan pasar mata uang, meskipun pasangan USD-JPY diperdagangkan dengan nyaman di atas level 160 yen yang terakhir kali mendorong intervensi pada Mei.
"Para pedagang berspekulasi bahwa pemerintah mungkin menunggu volume pasar yang rendah selama libur hari kemerdekaan 4 Juli untuk melakukan intervensi," ujar Ibrahim.
Sementara itu, data indeks manajer pembelian yang beragam dari China memberikan isyarat berbeda mengenai pemulihan ekonomi di negara tersebut. Sidang Pleno Ketiga Partai Komunis China, sebuah pertemuan para pejabat tingkat tinggi yang dijadwalkan berlangsung pada Juli, kini akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai China.