Namun mereka menghadapi tantangan berat dalam membujuk China dan India, karena keduanya adalah pembeli terbesar minyak mentah Rusia. Jadi, sulit untuk ikut bergabung dengan rencana pembatasan harga negara Barat.
Sementara AS terjebak dalam tensi yang meningkat dengan OPEC+ dan pemimpin de factonya, Arab Saudi setelah mereka memutuskan untuk memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari.
Ini langkah yang berlawanan dengan upaya pemerintahan Joe Biden yang ingin membendung kenaikan harga minyak. Schnider sepakat pemotongan OPEC+ akan mendorong harga minyak lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang. Kemudian akan membuat dorongan G7 untuk memberlakukan pembatasan harga minyak Rusia pada akhir 2022 lebih sulit.
(FAY)