Pada kuartal I-2025, penjualan barang konsumsi harian hanya tumbuh 3 persen secara tahunan, jauh di bawah rata-rata lima tahun terakhir 8,3 persen. Sebaliknya, ketika pemerintah menyalurkan bantuan tunai tambahan pada 2022, penjualan sektor ini melonjak 8,7 persen.
Dengan adanya bantuan sosial pada kuartal IV-2025 dan momentum persiapan Lebaran 2026 yang jatuh lebih awal, Indo Premier memperkirakan penjualan domestik barang konsumsi akan menguat pada akhir tahun.
Dari sisi margin, tekanan biaya bahan baku diperkirakan mereda. Harga kopi, kakao, gula, dan minyak mentah Brent turun masing-masing hingga lebih dari 20 persen secara tahunan, sementara harga CPO naik tipis 3,8 persen. Penurunan harga komoditas ini dinilai akan membantu margin produsen seperti Kalbe Farma (KLBF) dan Mayora (MYOR), sedangkan kenaikan harga CPO berpotensi menekan margin ICBP, Unilever (UNVR), dan MYOR.
Indo Premier memperkirakan, kombinasi penurunan 5 persen harga kopi, kakao, gula, dan minyak Brent serta kenaikan 5 persen harga CPO dapat mengerek laba 2026 masing-masing sebesar 14,1 persen untuk MYOR dan 6,2 persen untuk KLBF, sementara laba ICBP dan UNVR sedikit tertekan.
Meski valuasi sektor konsumsi kini berada di level menarik, yaitu 13,2 kali P/E forward atau di bawah rata-rata lima tahun terakhir, Indo Premier masih mempertahankan rekomendasi neutral.