Apalagi, konflik Rusia-Ukraina juga turut menekan profitabilitas bank, terutama yang memiliki eksposur ke wilayah tersebut.
Ini terlihat dari kinerja sejak awal tahun (ytd) saham-saham bank-bank besar AS anjlok lumayan dalam. Saham BoA ambles 28.17% ytd, CITI terjun hingga minus 24,39% dan Wells Fargo tergerus hingga 20,99% sepanjang tahun ini.
Berbeda situasi, untuk sektor perbankan RI, terutama saham-saham bank besar, pemulihan ekonomi RI yang terus berlangsung dan sejauh ini belum diikuti oleh aksi kerek bunga oleh Bank Indonesia (BI) secara agresif serta fundamental perusahaan yang solid masih menjadi katalis positif.
Apalagi, kendati asing melakukan aksi jual bersih (net sell) hari ini, seperti di saham BBRI (Rp 60,46 miliar) dan BBCA (Rp58,65 miliar), sejak awal tahun asing masih rajin menaruh dananya ke kedua bank tersebut.
Asal tahu saja, kedua bank ini merupakan peringkat pertama dan kedua saham dengan kapitalisasi pasar atawa market cap terbesar. Karenanya, pergerakan keduanya menjadi salah satu acuan penting di pasar saham RI.