Negara lain yang menjadi tujuan ekspor batu bara BUMI adalah Jepang, Filipina, Taiwan, Malaysia, Korea, Brunei, Hong Kong, Vietnam, Kamboja, Bangladesh, dan Thailand.
Melalui BRMS, perseroan memiliki pertambangan emas yang sudah berproduksi serta tambang seng, timah hitam, dan tembaga dalam tahap konstruksi. Salah satu tambang emas yang dikelola BRMS, memiliki sumber daya mengandung 4,5 juta ons emas.
Saham BUMI Milik Siapa? Informasi Kepemilikan Saham
BUMI pertama kali mencatatkan sahamnya secara perdana di bursa efek pada 1990 dengan melepas 10 juta saham di harga Rp4.500 per saham. Dari IPO ini, perseroan mengantongi dana sebesar Rp45 miliar.
Berdasarkan daftar pemegang saham per 28 November 2025, pemegang saham mayoritas BUMI adalah Mach Energy (Hong Kong) Ltd dengan kepemilikan sebanyak 170 miliar saham, setara 45,78 persen dari total saham terdaftar.
Berikut ini adalah daftar pemegang saham BUMI:
- Mach Energy (HK) Ltd 170 miliar saham/45,78 persen (pengendali)
- Treasure Global Investment 30 miliar saham/8,08 persen
- HSBC Fund SVS A/C Chengdong Investment Corp 26,78 miliar saham/7,21 persen
- UBS Switzerland AG-Client Asset 18,92 miliar saham/5,10 persen
- Glas Trust (Singapore) Ltd 7,71 miliar saham/2,08 persen
- PT Bakrie Capital 4,39 miliar saham/1,18 persen (pengendali)
- Masyarakat (non-warkat) 100 miliar saham/27 persen
Adapun penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham BUMI, atau pemilik perusahaan, adalah kelompok usaha Bakrie dan Salim.
Pada perdagangan Selasa 9 Desember 2025, saham BUMI diperdagangkan di kisaran harga Rp272 per saham. Dalam sepekan terakhir, saham BUMI mencatatkan pertumbuhan harga sebesar 11,48 persen.
Sejak pertengahan November 2025, saham BUMI keluar dari rentang harga Rp100-Rp150 per saham, dan mulai diperdagangkan di atas Rp200-an per saham.
Itulah informasi singkat tentang saham BUMI milik siapa.
(Nadya Kurnia)