Ia menjelaskan, sebagian besar investor ritel yang membeli saham ini melalui broker mayoritas ritel mengalami penurunan tajam dalam nilai investasinya.
“Terlihat investor, terutama dari broker, majority retail terlihat rugi besar karena memiliki DADA di average antara Rp102–Rp129, kurang lebih Rp351 miliar,” kata Michael.
Menurut dia, data tersebut dihimpun sejak Agustus hingga 20 Oktober, tepat sebelum saham DADA mengalami reli singkat. Namun, pada harga saat ini di kisaran Rp51 per saham, nilai investasi investor ritel telah menyusut cukup dalam.
“Di harga Rp51, maka ada sekitar Rp196,4 miliar menguap di bursa secara valuasi,” imbuh dia.
Michael menyarankan agar investor yang masih memegang saham DADA meninjau kembali profil risiko dan strategi investasinya. Ia menilai, langkah selanjutnya bergantung pada kebijakan manajemen.