Perbedaan dua gaya berinvestasi tersebut juga cukup berpengaruh bagi pelaku pasar dalam menentukan kapan saat (timing) yang tepat untuk berbelanja saham.
Bagi seorang trader, misalnya, cenderung bakal memanfaatkan momen saat emiten baru melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO) dengan memborong saham perdana yang ditawarkan.
Strategi tersebut didasarkan pada asumsi bahwa pada hari perdananya melantai di bursa saham, saham IPO biasanya cenderung menguat.
Karenanya, para trader kerap mencoba memaksimalkan pattern tersebut untuk meraup untung. Harapannya, begitu menguat dalam satu-dua jam perdagangan perdana, saham IPO sudah langsung dijual, guna mengentas porsi keuntungan yang didapat.
Sebaliknya, kalangan investor jangka panjang biasanya tidak terlalu concern pada periode waktu, melainkan lebih mendasarkan transaksinya pada posisi harga saham yang bersangkutan.