"Investor perlu cermat dalam melihat fundamental bisnis perusahaan tersebut. Misalnya saja terkait konsistensi pertumbuhan top line dan bottom line-nya, minimal dalam tiga hingga empat tahun terakhir," tutur Nicodemus.
Menakar proyeksi pertumbuhan tersebut juga berkaitan dengan kondisi industri yang dihadapi, sehingga bakal nampak potensi yang dimiliki emiten tersebut di masa mendatang. Misalnya saja, dengan lebih menyasar jenis saham big caps atau blue chips.
"Jika tidak bisa mencapai kriteria tersebut, maka tentu akan sangat sulit untuk me-maintenance saham-saham IPO dalam koridor return positif," tegas Nicodemus. (TSA)