Dari sisi suplai, produksi Indonesia mengalami hambatan akibat curah hujan yang lebih tinggi dari normal sepanjang semester I 2025.
Data Kementerian ESDM hingga Juli menunjukkan produksi 8 bulan pertama hanya mencapai 509 juta ton, turun 8 persen dibanding tahun sebelumnya atau 70 persen dari kuota produksi 2025.
BRI Danareksa memperkirakan produksi mulai membaik sejak September seiring normalisasi cuaca, sehingga produksi hingga kuartal III-2025 diproyeksikan berada di level 577 juta ton, tetap turun 8 persen secara tahunan.
Rencana pemerintah membatasi pertumbuhan produksi pada 2026 dipandang positif untuk menahan tekanan harga.
Sementara itu, permintaan dari dua konsumen terbesar, China dan India, masih belum menunjukkan pemulihan berarti.