Saat ini, perseroan telah memulai kembali masa penawaran awal atau bookbuilding dengan harga saham berkisar Rp1.250 hingga Rp2.000. Dalam IPO ini, perseroan menawarkan sebanyak 442,30 juta saham atau setara 15% dari modal ditempatkan dan disetor.
Usai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Hillcon menargetkan pendapatan hingga Rp6 triliun dengan perolehan laba bersih sebesar Rp1 triliun. Adapun, strategi yang dilakukan perseroan untuk mencapai target tersebut yakni dengan menambah volume produksi nikel hingga 15 juta ton.
“Kami harap dengan masuknya tiga pelanggan baru dalam pipeline, kami akan kejar (produksi) 15 juta ton,” imbuh Jaya.
Saat ini, Hillcon tengah memasuki masa penawaran awal yang akan berlangsung hingga 26 Januari 2023 mendatang. Perseroan dijadwalkan melantai di bursa pada 16 Februari 2023 dengan kode HILL.
(DES)