sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Separuh Saham ‘Anak Baru’ Nyungsep di Bawah Harga IPO, Kenapa?

Market news editor Melati Kristina - Riset
19/07/2022 15:47 WIB
Hampir separuh dari emiten yang baru melenggang ini malah mencatatkan kinerja saham negatif sejak IPO.
Separuh Saham ‘Anak Baru’ Nyungsep di Bawah Harga IPO, Kenapa?
Separuh Saham ‘Anak Baru’ Nyungsep di Bawah Harga IPO, Kenapa?

IDXChannel – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, sebanyak 26 perusahaan melakukan Initial Public Offering (IPO) sepanjang tahun 2022.

Meski berhasil melantai di bursa, hampir separuh dari emiten yang baru melenggang ini malah mencatatkan kinerja saham negatif sejak IPO, bahkan ada yang anjlok hingga minus 50 persen menyentuh level gocap.

Adapun Tim Riset IDX Channel, berdasarkan data BEI, menemukan sebanyak 12 dari 26 emiten yang melakukan IPO di tahun ini mencatatkan harga saham yang anjlok di bawah harga penawaran perdananya.

Dari 12 emiten tersebut, ada empat emiten yang harga sahamnya ambruk di level gocap atau Rp50/saham. Emiten tersebut adalah PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk(BAUT), PT Nusatama Berkah Tbk (NTBK), PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO), dan PT Winner Nusantara Tbk (WINR).

BAUT, perusahaan yang bergerak di bidang bahan konstruksi, menjadi emiten dengan kinerja saham terburuk dibanding emiten lain yang baru manggung di bursa.

Emiten yang baru melantai pada 28 Januari 2022 lalu memiliki harga IPO sebesar Rp100/saham. Akan tetapi, pada perdagangan Senin (18/7), harga sahamnya anjlok 50 persen sejak IPO menjadi Rp50/saham.

Per Senin (18/7), BEI mencatat, kapitalisasi pasar BAUT mencapai Rp240 miliar. Meski demikian, merosotnya harga saham BAUT terjadi di tengah kinerja keuangan yang solid pada triwulan pertama tahun ini.

Menurut laporan keuangannya, pendapatan bersih BAUT tumbuh sebesar 46,62 persen di periode ini menjadi Rp45,30 miliar. Bahkan, laba bersih emiten ini melesat hingga 330,91 persen secara year on year (yoy).

Melesatnya laba bersih emiten secara signifikan didukung oleh meningkatnya pendapatan perusahaan seiring pulihnya perekonomian pasca Covid-19 yang turut meningkatkan permintaan produk-produk perusahaan.

Sama seperti BAUT, NTBK juga mencatatkan kinerja saham yang ambruk hingga minus 50 persen sejak pertama kali melantai dibursa. Adapun harga IPO emiten ini sebesar Rp100/saham, namun terus turun hingga level Rp50/saham di perdagangan Senin (18/7).

NTBK merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri berat siap pasang dari baja bangunan, perdagangan besar maupun eceran mobil baru, suku cadang, hingga industri tangki dan mesin penambangan serta konstruksi.

Perusahaan yang berada di level gocap lainnya yaitu PT Nanotech Indonesia Global Tbk atau NANO. Per Selasa (12/7), harga saham NANO turun minus 48 persen menjadi Rp52/saham. Adapun harga IPO emiten ini dibuka pada Rp100/saham.

NANO merupakan perusahaan ke-10 yang tercatat di BEI pada tahun 2022. Adapun perusahaan yang berdiri sejak 2019 ini bergerak di bidang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi rekayasa lainnya serta aktivitas konsultasi manajemen.

Terakhir, perusahaan yang sahamnya ambruk di level gocap setelah IPO yaitu PT Winner Nusantara Tbk (WINR). Sama seperti ketiga emiten lain, saham emiten ini anjlok minus 48 persen sejak pertama melantai di level gocap atau Rp52/saham.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement