"Memang (penerapannya) masih 2026. Masih ada waktu tiga tahun. Namun yang perlu digarisbawahi adalah modal bagi industri keuangan itu sangat penting, karena kaitannya dengan risiko. Ini nantinya seperti pada industri perbankan, dan trennya mengarah pada konsolidasi industri," ujar Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Edo Ardiansyah, Jumat (19/1/2024).
Dari 12 perusahaan asuransi umum yang melantai di BEI sebagai perusahaan ‘tbk’, Tugu Insurance (TUGU) terpantau memiliki modal paling tebal. Hingga akhir September 2023, ekuitas TUGU tercatat sebesar Rp10,1 triliun, jauh melampaui pesaingnya.
"Bagi TUGU, dengan modal sampai Rp10 triliun itu 20x dari rencana ketentuan modal minimal, dan 17x dari rata-rata permodalan peers public, yang hanya Rp 613 miliar. Artinya, TUGU sudah sangat siap," tutur Edo.
Selain memiliki modal yang tebal, TUGU juga memiliki kekuatan modal yang solid. Hal ini tercermin dari rasio Risk Based Capital (RBC) TUGU induk yang mencapai 570 persen, jauh lebih tinggi dari yang disyaratkan OJK sebesar 120 persen, dan rata-rata industri asuransi umum yang ada di kisaran 310 persen.
Secara umum, RBC adalah sebuah rasio keuangan yang menunjukkan tingkat kesehatan perusahaan asuransi dalam mengelola berbagai risiko. Semakin tinggi nilai RBC maka semakin sehat perusahaan asuransi tersebut.