Hal ini menurut arifin dengan mempertimbangkan pengalaman dan keahlian operasional yang dimiliki perusahaan asing tersebut dalam kegiatan tambang.
"Memang ada kesepakatan. Intinya pihak Vale (Indonesia) sudah menunjukkan fleksibilitasnya. Nah pengendaliannya itu maksudnya adalah operasional. Kan yang jago tambang siapa? (merujuk pada VCL)," ujar Arifin, saat itu.
Nantinya, bila kemudian MIND ID tidak mau mengakuisisi saham INCO sebesar 14 persen tersebut, pemerintah disebut Arifin bakal membuka opsi dengan melepasnya ke publik melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pendekatan ini seperti halnya yang pernah dilakukan sebelumnya, di mana kepemilikan saham publik di INCO saat ini telah mencapai 21,18 persen.
"Ya kalau MIND ID gak membeli, ya mungkin kejadiannya seperti dulu lagi, dilepas ke bursa," tutur Arifin.