Jumlah outstanding atau baki debit pinjaman dan pembiayaan Bank Jago per Maret 2025 tercatat sebesar Rp20,25 triliun, tumbuh 42 persen secara tahunan (year-on-year). Pertumbuhan ini didorong oleh mesin penyaluran kredit yang beragam, mulai dari skema kemitraan dengan perusahaan pembiayaan dan platform P2P Lending, hingga kontribusi dari segmen Business Banking dan Digital Consumer Lending yang baru diluncurkan tahun lalu.
Analis mengapresiasi pencapaian tersebut, mengingat secara historis pertumbuhan kredit perbankan di awal tahun biasanya cenderung melandai, seiring aktivitas ekonomi yang belum sepenuhnya menggeliat.
“Selain itu, Bank Jago relatif lebih baik dari rata rata pertumbuhan kredit perbankan yang justru mengalami perlambatan,” kata Head of Research MNC Sekuritas, Victoria Venny.
Mengutip data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit per Maret 2025 tercatat sebesar 9,16 persen secara tahunan (year-on-year), melambat dibandingkan pertumbuhan Februari 2025 yang mencapai 10,3 persen (year-on-year).
Meski penyaluran kredit yang terbilang ekspansif, Bank Jago mampu menjaga kualitas pembiayaannya dengan sangat cermat. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross yang hanya sebesar 0,3 persen, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata industri yang mencapai 2,2 persen per Februari 2025.