Selain itu, Bank Indonesia juga memperbaharui kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM-nya). Serangkaian kebijakan BI tersebut menjadi katalis positif bagi pasar keuangan domestik. Dimana baik rupiah dan IHSG yang sempat tertekan selama 3 hari berturut, namun berbalik menguat di akhir pekan, tepatnya setelah BI memutuskan kebijakan moneternya.
"Saya menilai pelaku pasar masih nyaman dengan serangkaian kebijakan yang diambil Bank Indonesia. Terlebih BI akan mengambil langkah menyesuaikan (naik) besaran bunga acuan di tahun ini. Hal tersebut dinilai sebagai langkah yang bijak mengingat The FED atau Bank Sentral AS juga akan melakukan kebijakan yang sama," pungkasnya.
"Pelaku pasar melihat ada langkah antisipatif, dan ini bukan hanya berbicara mengenai berapa besaran suku bunga acuan yang akan dinaikkan oleh BI nantinya. Akan tetapi, secara verbal BI terlihat memiliki pandangan akan pentingnya penyesuaian kebijakan moneter. Meskipun ancaman kedepan bukan berrarti telah hilang. The FED dan gelombang Covid-19 masih akan menghantui kebijakan BI nantinya. Meskipun begitu pelaku pasar masih nyaman dengan kebijakan BI sejauh ini," tutupnya. (RAMA)