Dalam periode kuartal I 2020, kinerja TELE tertekan dengan penurunan pendapatan (minus 56,09% secara tahunan/yoy) dan berbalik menjadi rugi Rp186,67 miliar.
Defisiensi modal TELE juga meningkat menjadi minus Rp2,02 triliun per 31 Maret 2020, membengkak dari posisi akhir Desember 2019 yang minus Rp1,64 triliun.
Puncaknya pada 5 Juni 2020, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat dari idBB+ menjadi level idCCC terhadap Obligasi Berkelanjutan II Tiphone Tahun 2019 senilai maksimum Rp 1,44 triliun. Adapun obligasi tersebut akan diterbitkan selama 2 tahun sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran pada 28 Januari 2019 hingga 28 Januari 2021.
Kemudian, per 10 Juni 2020 lalu, bursa menghentikan sementara perdagangan efek TELE karena keraguan atas kelangsungan usaha perseroan berdasarkan hasil pemantauan khusus yang dilakukan oleh Pefindo.
“Efek utang dengan peringkat idCCC pada saat ini rentan untuk gagal bayar tergantung pada kondisi bisnis dan keuangan yang lebih menguntungkan untuk dapat memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya atas efek utang,” tulis rilis Pefindo pada 8 Juni 2020.